BKKBN Dorong Penguatan ELSIMIL, Pendampingan Ibu Hamil dan Pasca Salin di Bangkalan

    BKKBN Dorong Penguatan ELSIMIL, Pendampingan Ibu Hamil dan Pasca Salin di Bangkalan

    Jatim - Provinsi Jawa Timur, dengan jumlah penduduk terbesar kedua di Indonesia, masih menghadapi tantangan signifikan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Menurut data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, angka kematian ibu di Jawa Timur pada tahun 2020 mencapai 98, 39 per 100.000 kelahiran hidup.

    Pada tahun 2022, jumlah kematian ibu di Jawa Timur mengalami penurunan yang signifikan, tercatat sebanyak 499 kasus, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencatat 1.279 kasus.

    Selain itu, pernikahan dini di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, masih menjadi perhatian serius. Data pada Kabupaten Bangkalan dalam tahun 2023 menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan, di mana Kementerian Agama setempat mencatat sebanyak 154 pasangan remaja di bawah usia 18 tahun telah menikah dalam kurun waktu hanya 2 bulan.

    Angka ini semakin menguatkan posisi Jawa Timur sebagai provinsi dengan persentase pernikahan usia dini tertinggi di Indonesia pada tahun 2022. Salah satu upaya untuk meningkatkan pencapaian tersebut adalah dengan memperkuat sistem pada Aplikasi Elsimil.

    Untuk itu, bertepatan dengan momentum Hari Kontrasepsi Sedunia dimana selama kurang lebih 10 hari BKKBN melaksanakan Pelayanan KB Serentak, Direktorat Bina Kesehatan Reproduksi bersama BKKBN Jawa Timur melaksanakan Penguatan Elsimil Pendampingan Ibu Hamil dan Ibu Pasca persalinan di Aula Kantor Dinas PPPA Kab. Bangkalan, Selasa (10/09/2024).

    Kepala Dinas KB PPPA Kabupaten Bangkalan, Sudiyo S.Kep.Ns, MM, mengawali sambutan menyampaikan, berdasarkan hasil monitoring dan Evaluasi pendampingan keluarga Elsimil Januari-Juni 2024 di Bangkalan, realisasi tertinggi di capai oleh Kecamatan Bangkalan 46%, sedangkan terendah pada kecamatan Kokop 14%. Harapannya realisasi pendampingan Elsimil yang masih rendah dapat dicapai lebih bagus lagi di akhir tahun 2024.

    Sementara berdasarkan data spesifik bumil KEK (Kurang Energi Kronis) di Bangkalan belum mendapatkan tambahan gizi dan cakupan bumil KEK mendapatkan tablet tambah darah (TTD) termasuk rendah. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi dan pemantapan pedampingan bagi ibu hamil, ibu paska persalinan, kader TPK, dan Tim OPD KB Kabupaten Bangkalan.

    Kepala Dinas KB PPPA Kabupaten Bangkalan, Sudiyo S.Kep.Ns, MM, menyampaikan, berdasarkan hasil monitoring dan Evaluasi pendampingan keluarga Elsimil Januari-Juni 2024 di Bangkalan, realisasi tertinggi di capai oleh Kecamatan Bangkalan 46%, sedangkan terendah pada kecamatan Kokop 14%. Harapannya realisasi pendampingan Elsimil yang masih rendah dapat dicapai lebih bagus lagi di akhir tahun 2024.

    Pada kesempatan itu, Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN, Marianus Mau Kuru, menekankan pendampingan yang baik, dimulai sejak remaja sampai dengan anak balita, serta yang paling penting adalah menginput dan rutin memantau Elsimil (Elektronik Siap Nikah dan Hamil).

    Sementara Elis Agusriyanti, S. Kep, Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, mengingatkan Pemenuhan Nutrisi bagi Ibu Hamil dan Ibu Paska Persalinan.

    “Bahwa penting melakukan pemantauan kesehatan ibu yang dimulai dari penimbangan berat badan, pengukuran Lila (Lingkar Lengan Atas), pengukuran tekanan darah, supaya bayi yang dilahirkan nantinya tidak menjadi stunting serta mengurangi resiko AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi)” ujar Elis.

    Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN juga berdialog dengan beberapa ibu hamil, ibu paska salin dan kader TPK untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman mereka dalam menjalani kehamilan dan pasca melahirkan serta pengalamannya dalam pendampingan yang telah dilakukan oleh kader.

    “Ternyata sangat memuaskan. Semua memahami dan memperhatikan kehamilan sehatnya, gizi sampai dengan ASI eksklusif yang diberikan setelah melahirkan serta pentingnya ber KB setelah melahirkan (KBPP), ” kata Marianus.

    Rangkaian kegiatan ini berlangsung selama 2 hari. Usai memberikan penguatan ELSIMIL kepada ibu hamil, ibu paska salin dan Tim Pendamping Keluarga di hari ke 2 kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke Faskes di Kecamatan Galis sekaligus melihat pelaksanaan pelayanan KB da.@Red.

    Mayzha

    Mayzha

    Artikel Sebelumnya

    Perhutani Terima Siswa PKL SMK Kehutanan...

    Artikel Berikutnya

    Beyond Deterrence Membangun Arsitektur Keamanan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Merah Putih, Bukan Abu-Abu, Sekarang Saatnya Indonesia Berani Jadi Benar
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan dan Paradoks Kebijakan
    KPH Banyuwangi Barat Terapkan Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan
    Perhutani Bagikan Jum'at Berkah yang Bermanfaat
    Perhutani Sosialisasikan Peralihan Program Pensiun Bagi Karyawannya

    Ikuti Kami